Selasa, 03 Januari 2017

Contoh Permasalahan Sosial di Indonesia karena Aspek Sosial dan Budaya

Saat ini banyak masalah-masalah sosial yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah dan kita semua. Masalah sosial seharusnya harus diselesaikan bersama dan bukan hanya sebagian atau beberapa orang, melihat Indonesia adalah Negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomer 4 di dunia yakni pasti penduduk Indonesia sangat banyak. Semakin banyak individu akan semakin banyak pula persoalan yang dihadapi masing-masing individu.
Kali ini saya akan membahas beberapa contoh persoalan masalah sosial karena aspek sosial dan budaya, yakni : penggunaan bahasa yang kasar, membuang sampah sembarangan, tawuran, narkoba, dan korupsi. Masalah-masalah sosial tersebut dapat diselesaikan melalui beberapa aspek yakni : pendidikan, hukum, HAM, keluarga dan lingkungan.
A. Penggunaan bahasa yang kasar
Menurut saya penggunaan bahasa yang kasar dipengaruhi oleh faktor-faktor kesehatan, intelegensi, status sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga.
  • Kesehatan
Kesehatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak, terutama pada usia awal kehidupannya. Apabila pada usia dua tahun pertama, anak mengalami sakit terus-menerus, maka anak tersebut cenderung akan mengelami kelambatan atau kesulitan dalam perkembangan bahasanya. Oleh karena itu, untuk memelihara perkembangan bahasa anak secara normal, maka orangtua perlu memperhatikan kondisi kesehatan anak. Upaya yang dapat ditempuh adalah dengan cara memberikan ASI, makanan yang bergizi, memelihara kebersihan tubuh anak atau secara reguler memeriksakan kesehatan anak ke dokter atau ke puskesmas.
  • Intelegensi
Perkembangan bahsa anak dapat dilihatdari tingkat intelegensinya. Anak yang perkembangannya bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai intelegensi yang normal diatas normal. Namun begitu, tidak semua anak mengalami kelambatan perkembangan bahasanya pada usia awal, dikategorikan sebagai anak yang bodoh.
  • Status Sosial Ekonomi Keluarga
Beberapa studi tentang hubungan antara perkembangan bahasa dengan status social ekonomi keluarga menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasanya dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik. Kondisi ini terjadi mungkin disebabkan oleh perbedaan kecerdasan atau kesempatan belajar (keluarga miskin diduga kurang memperhatikan perkembangan bahasa anaknya), atau kedua-duanya.
  • Jenis kelamin
Pada tahun pertama usia anak, tidak ada perbedaan dalam vokalisasi antara pria dengan wanita. Namun mulai usia dua tahun anak wanita menunjukkan perkembangan.
  • Hubungan keluarga
Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orangtua yang mengajar, melatih dan memberikan contoh berbahasa kepada anak. Hubungan yang sehat antara orangtua dengan anak (penuh perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya) memfasilitasi perkembangan bahasa anak, sedangkan hubungan yang tidak sehat itu bisa berupa sikap orangtua yang keras/kasar, kurang kasih saying, atau kurang perhatian untuk memberikan latihhan dan contoh berbahasa yang baik kepada anak, maka perkembangan bahasa anak cenderung akan mengalami stagnasi atau kelainan, seperti: gagap dalam  berbicara, tidak jelas dalam mengungkapkan pendapat, dan berkata yang kasar atau tidak sopan.
Solusi : Menurut saya solusi terbaik untuk menangani penggunaan bahasa yang kasar yaitu dimulai dari keluarga di waktu kecil, orang tua harus memperkenalkan anak dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, jangan menggunakan kata ganti yang bertujuan untuk memperhalus bahasa misalnya kata kucing dirubah menjadi empus. Jika Anda melakukan hal tersebut maka Si Kecil tidak mengenal kata-kata sesungguhnya. Dan akan terjadi kekeliuran bahasa yang terus menerus, dan jangan pernah membiarkan ia menonton televisi sendirian, meskipun itu tayangan untuk anak-anak. Karena biar bagaimanapun banyak tayangan anak-anak yang sebenarnya tidak layak, seperti adegan kekerasan.
B. Membuang sampah sembarangan
Penyebab utama perilaku membuang sampah sembarangan ini bisa terbentuk dan bertahan kuat didalam perilaku kita, antara lain :
  1. Didalam pikiran alam bawah sadar, masyarakat menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini bukan merupakan suatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan.
  2. Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, sekolah, masyarakat, atau bahkan tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar didalam munculnya suatu perilaku. Contohnya, pengaruh lingkungan seperti membuang sampah sembarangan, akan menjadi faktor besar dalam munculnya perilaku membuang sampah sembarangan.
  3. Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa mudah untuk dilakukan. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan jika tersedianya banyak tempat sampah.
  4. Temmpat yang kotor dan memang sudah banyak sampahnya. Tempat yang asal mulanya terdapat banyak sampah, bisa membuat orang yakin bahwa membuang sampah sembarangan diperbolehkan ditempat itu. Jadi, warga sekitar tanpa ragu untuk membuang sampahnya di tempat itu.
  5. Kurang banyak tempat sampah. Kurangnya tempat sampah membuat orang sulit untuk membuang sampahnya. Jadi, orang dengan mudah akan membuang sampahnya sembarangan.
Solusi : Menurut saya solusi terbaik adalah dengan memberikan hukuman yang berakibat jera agar tidak ada lagi yang membuang sampah sembarangan, sediakan banyak tempat pembuangan sampah dan setiap individu harus mempunyai prinsip jika membuang sampah sembarangan berarti melakukan dosa.
C. Tawuran
Sebenarnya ada beberapa faktor yang kami amati sebagai penyebab tawuran, yaitu kami bagi menjadi faktor internal maupun eksternal.
Faktor Internal
1. Kurangnya didikan agama
Faktor internal yang paling besar adalah kurangnya didikan agama.  Jika pendidikan agama yang diberikan mulai dari rumah sudahlah bagus atau jadi perhatian, tentu anak akan memiliki akhlak yang mulia. Dengan akhlak mulia inilah yang dapat memperbaiki perilaku anak.
2. Pengaruh teman
Faktor lainnya yang ini masih masuk faktor internal adalah lingkungan pergaulan yang jelek. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bagaimana pengaruh lingkungan yang jelek terhadap diri anak,
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa). Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Hadits ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadits ini juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”
Faktor Eksternal
Selain faktor internal faktor eksternal secara tidak langsung mendorong para pelajar pelajar untuk melakukan aksi tawuran. Di antara faktor tersebut:
1. Kurangnya perhatian orang tua.
Saat ini pendidikan anak sudah diserahkan penuh pada sekolah. Orang tua (ayah dan ibu) hanya sibuk untuk cari nafkah mulai selepas fajar hingga matahari tenggelam. Sehingga kesempatan bertemu dan memperhatikan anak amat sedikit. Jadinya, tempat curhat dan cari perhatian si anak adalah pada teman-temannya. Kalau yang didapat lingkungan yang jelek, akibatnya ia pun akan ikut rusak dan brutal.
2. Faktor ekonomi
Biasanya para pelaku tawuran adalah golongan pelajar menengah ke bawah. Disebabkan faktor ekonomi mereka yang pas-pasan bahkan cenderung kurang membuat membuat mereka melampiaskan segala ketidakberdayaannya lewat aksi perkelahia. Karena di antara mereka merasa dianggap rendah ekonominya dan akhirnya ikut tawuran agar dapat dianggap jagoan.
Solusi : Menurut saya solusi terbaik adalah pendidikan agama dan keluarga. Jika pendidikan keluarga dan agama mereka baik, insyaAllah perilaku mereka pun akan baik.
D. Narkoba
  • Kurangnya Pengendalian Diri
Orang yang coba-coba menyalahgunakan narkoba biasanya memiliki sedikit pengetahuan tentang narkoba, bahaya yang ditimbulkan, serta aturan hukum yang melarang penyalahgunaan narkoba.
  • Konflik Individu/Emosi Yang Belum Stabil
Orang yang mengalami konflik akan mengalami frustasi. Bagi individu yang tidak biasa dalam menghadapi penyelesaian masalah cenderung menggunakan narkoba, karena berpikir keliru bahwa cemas yang ditimbulkan oleh konflik individu tersebut dapat dikurangi dengan mengkonsumsi narkoba.
  • Terbiasa Hidup Senang / Mewah
Orang yang terbiasa hidup mewah  kerap berupaya menghindari permasalahan yang lebih rumit. Biasanya mereka lebih menyukai penyelesaian masalah secara instan, praktis, atau membutuhkan waktu yang singkat sehingga akan memilih cara-cara yang simple yang dapat memberikan kesenangan melalui penyalahgunaan narkoba yang dapat memberikan rasa euphoria secara berlebihan.
  • Kurangnya kontrol keluarga
Orang tua terlalu sibuk sehingga jarang mempunyai waktu mengontrol anggota keluarga. Anak yang kurang perhatian dari orang tuanya cenderung mencari perhatian diluar, biasanya mereka juga mencari kesibukan bersama teman-temanya.
  • Kurangnya penerapan disiplin dan tanggung jawab
Tidak semua penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh remaja dimuali dari keluarga yang broken home, semua anak mempunyai potensi yang sama untuk terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Penerapan disiplin dan tanggung jawab kepada anak akan mengurangi resiko anak terjebak ke dalam penyalahgunaan narkoba. Anak yang mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya, orang tua dan masyarakat akan mempertimbangkan beberapa hal sebelum mencoba-coba menggunakan narkoba.
Soulusi : Menurut saya orang tua harus menanamkan pemahaman hidup sehat anak usia dini, mempelajari masalah narkoba, melarang pemakaian narkoba, cegah pengaruh negatif berita kriminal. Dan yang paling penting yaitu dengan mengajarkan agama.
E. Korupsi
Faktor-Faktor yang menyebabkan terjadinya Korupsi adalah :
  1. Penegakan hukum tidak konsisten : penegakan huku hanya sebagai meke-up politik, bersifat sementara dan sellalu berubah tiap pergantian pemerintahan.
  2. Penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang karena takut dianggap bodoh bila tidak menggunakan kesempatan.
  3. Langkanya lingkungan yang antikorup : sistem dan pedoman antikorupsi hanya dilakukan sebatas formalitas.
  4. Rendahnya pndapatan penyelenggaraan negara. Pedapatan yang diperoleh harus mampu memenuhi kebutuhan penyelenggara negara, mampu mendorong penyelenggara negara untuk berprestasi dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
  5. Kemiskinan, keserakahan : masyarakat kurang mampu melakukan korupsi karena kesulitan ekonomi. Sedangkan mereka yang berkecukupan melakukan korupsi karena serakah, tidak pernah puas dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan.
  6. Budaya member upeti, imbalan jasa dan hadiah.
  7. Konsekuensi bila ditangkap lebih rendah daripada keuntungan korupsi : saat tertangkap bisa menyuap penegak hukum sehingga dibebaskan atau setidaknya diringankan hukumannya. Rumus: Keuntungan korupsi > kerugian bila tertangkap.
  8. Budaya permisif/serba membolehkan; tidakmau tahu : menganggap biasa bila ada korupsi, karena sering terjadi. Tidak perduli orang lain, asal kepentingannya sendiri terlindungi.
  9. Gagalnya pendidikan agama dan etika : ada benarnya pendapat Franz Magnis Suseno  bahwa agama telah gagal menjadi pembendung moral bangsa dalam mencegah korupsi karena perilaku masyarakat yang memeluk agama itu sendiri. Pemeluk agama menganggap agama hanya berkutat pada masalah bagaimana cara beribadah saja. Sehingga agama nyaris tidak berfungsi dalam  memainkan peran sosial. Menurut Franz, sebenarnya agama bisa memainkan peran yang besar dibandingkan insttusi lainnya. Karena adanya ikatan emosional antara agama dan pemeluk agama tersebut jadi agama bisa menyadarkan umatnya bahwa korupsi dapat memberikan dampak yang sangat buruk baik bagi dirinya maupun orang lain.
Solusi : Menurut saya aparat penegak hukum harus menghukum seberat beratnya pelaku korupsi atau berikan hukuman mati saja kepada pelaku korupsi agar memberikan efek jera.

- Andira Medina Bagasayu -

Daftar Pustaka:
  • https://ridhonastainullah26.wordpress.com/2014/09/25/contoh-permasalahan-sosial-di-indonesia-karena-aspek-sosial-dan-budaya/

Dampak Positif dan Negatif Globalisasi Bidang Sosial Budaya

Dampak Positif dan Negatif Globalisasi
Bidang Sosial Budaya



Dampak Positif :

·        Menjunjung tinggi pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM).
·        Mengadakan pertukaran pelajar antar negara.
·        Adanya rasa solidaritas sosial yang tinggi antarbangsa di berbagai negara.
·        Menumbuhkan sikap kosmopolitan (mempunyai wawasan dan pengetahuan yg luas) dan toleran.
·        Memacu untuk meningkatkan kualitas diri.

·        Perubahan tata nilai dan sikapAdanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergesaran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional(dak berdasarkan akal (penalaran) yg sehat) menjadi rasional.

·        Berkembangnya ilmu
Pengetahuan dan teknologi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.

·        Tingkat kehidupan yang lebih baikIndustri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dampak Negatif :

·        Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD atau DVD.
·        Budaya-budaya tradisional kita akan tergeser oleh budaya negara lain.
·        Erosi nilai-nilai budaya.
·        Terjadinya akulturasi budaya yang selanjutnya berkembang menjadi budaya   massa.
·        Mempercepat perubahan pola kehidupan bangsa.
·        Membuat sikap menutup diri dan berpikir sempit.
·        Lenyapnya identitas kultural nasional dan lokal.
·        Kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jati diri.
·        Hilangnya semangat nasionalisme dan patriotisme.

·        Cenderung pragmatisme (kepercayaan bahwa kebenaran atau nilai suatu ajaran (paham, doktrin, gagasan, pernyataan, ucapan, dsb), bergantung pd penerapannya bagi kepentingan manusia)  dan maunya serba instant.

·        Pola hidup konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah.Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.

·        Sikap individualistic
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat meraka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya.Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.

·        Gaya hidup kebarat-baratanTidak semua budaya barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia.Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.

·        Kesenjangan sosialApabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan.Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.

-  Andira Medina Bagasayu - 

Daftar Pustaka:

http://dwicahyaaa.blogspot.co.id/2015/01/dampak-positif-dan-negatif-globalisasi.html


7 Manfaat Keberagaman Budaya di Indonesia

Indonesia, negara di Asia Tenggara yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Penduduk Indonesia termasuk bersifat heterogen dan memiliki budaya yang beraneka ragam. Keberagaman budaya di Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi geografis yang ada. Dengan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 200 juta orang lebih, penduduk Indonesia tersebar di masing-masing pulau dan mempunyai ciri khas budayanya sendiri. Warisan budaya yang berkembang di Indonesia, berasal dari berbagai macam etnis, suku, dan bahasa di daerah-daerah yang menyebar di tanah nusantara.

  • Arti Keberagaman Budaya
Keberagaman budaya adalah keseluruhan struktur-struktur sosial, religi. Dimana didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, adat istiadat yang ada di  dalam sebuah masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Pada dasarnya Indonesia yang memiliki banyak budaya yang beragam. Pada perkembangannya manfaat keberagaman budaya ini adanya akulturasi budaya, namun tidak menghilangkan ciri khas masing-masing malahan jadi menambah keanekaragaman budaya Indonesia menjadi semakin kaya.

  • Ciri Keberagaman Budaya di Indonesia 

Budaya di Indonesia sangatlah beragam tidak hanya masalah bahasa, namun seni-seni yang di miliki budaya Indonesia pun juga sangat banyak. Kita tahu bahkan masing-masing daerah di Indonesia memiliki lagu daerah masing-masing, tidak hanya lagu daerah juga ada alat musik, rumah adat. Pakaian adat, dll. Jika di ringkas mungkin inilah beberapa hal yang bisa dijadikan bukti akan kekayaan budaya Indonesia yakni:
  • Keragaman suku bangsa – Indonesia memiliki barbagai macam suku bangsa seperti ; suku Toraja, Bali dan Lombok, Ambon, Irian, Timor, Jawa tengah dan Jawa Timur, Jawa Barat, Surakarta, Ternate dan masih banyak lagi yang lainnya.
  • Keberagaman religi –  Indonesia terdapat enam agama yang diakui secara resmi yakni: Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Konghucu dan Buddha.
  • Keberagaman seni dan budaya – Suku bangsa yang beraneka ragam menghasilkan seni dan budaya. Baik itu dalam seni sastra, seni tari dan lain-lain.
  • Keberagaman Bahasa – Bahasa daerah masing-masing propinsi menghasilkan keberagaman bahasa, seperti bahasa Jawa, Sunda, Bali, Sumba dan lain-lain.

Keberagaman budaya yang dimiliki oleh negara Indonesia, menjadi identitas bangsa. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang unik, karena bisa hidup rukun dalam satu negara yang terdiri dari berbagai budaya. Banyak manfaat yang didapat dari sini, diantaranya:
1. Menumbuhkan sikap nasionalisme
Perbedaan budaya yang ada akan menciptakan rasa cinta tanah air, karena keanekaragam budaya adalah suatu kekayaan yang dimiliki suatu bangsa. Tidak hanya hasil tambang, komoditi ekspor yang mempengaruhi pendapatan negara. Faktor budaya juga menjadi daya tarik dan kekayaan yang bisa dimiliki suatu bangsa. Budaya mengajarkan kita akan nilai-nilai leluhur yang memiliki keunikan dan kegunaannya masing-masing.
Ketika kita memandang bahwa keanekaragaman budaya adalah suatu kekayaan, maka dengan sendirinya kita akan berusaha menjaga kekayaan kita tersebut. Sehingga rasa nasionalisme, sikap memiliki dan menghargai kekayaan bangsa akan timbul di dalam diri.
2. Identitas bangsa di mata internasional
Dengan kemajemukan budaya yang ada bisa menjadi identitas diri suatu bangsa. Kita tahu bahwa bangsa australia adalah bangsa aborogin, hal itu adalah salah satu identitas negara australian di mata dunia. Kita tahu bahwa alat musik gitar akustik adalah ciri musik latin dari Amerika selatan. Itu pun bisa menjadi ciri khas suatu bangsa.
Oleh sebab itu, manfaat keberagaman budaya Indonesia ini membuat indonesia memiliki banyak sekali artefak budaya yang bisa mengenalkan negara kita kepada dunia internasional. Dengan keanekaragam budaya pula tentunya melahirkan berbagai macam ide yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara.
3. Alat pemersatu bangsa
Dengan mempunyai berbagai bahasa daerah, tidak menyebabkan bangsa Indonesia terpecah belah namun justru menambah kekayaan perbendaharaan bahasa. Karena keunikan ini adalah kekayaan yang mana tidak ada negara lain yang memiliki keanekaragaman budaya seperti Indonesia. Bhineka Tunggal Ika adalah simbol kerukunan yang ada di Indonesia dan sangat menarik di mata dunia.
4. Sebagai ikon pariwisata
Dengan melestarikan keberagaman budaya yang ada, dapat menjadi magnet dalam bidang pariwisata. Peninggalan masa lalu mual dari bangunan, tarian, bahasa, dan artefak budaya lainnya bisa di sulap menjadi obyek wisata yang bisa mendatangkan wisatawan yang tidak hanya domestik namun juga wisatawan asing. Pemanfaatan di bidang pariwisata ini secara tidak langsung  dapat meningkatkan devisa negara.
5. Menambah Pendapatan Nasional
Hal ini adalah efek dari manfaat keberagaman budaya dalam bidang pariwasata dapat mendatangkan wisatawan asing dan domestik. Jika dikelola oleh negara, maka obyek pariwisata tersebut keuntungannya akan masuk ke kas negara. Oleh karena itu pendapatan kita di dalam APBN akan bertambah dan bisa digunakan untuk pembangunan bangsa.
6. Memupuk sikap toleransi
Masih banyak lagi manfaat yang dapat kita rasakan dari keberagaman budaya di Indonesia. Dengan adanya multikulturalisme (ragam budaya), diharapkan mempertebal sikap toleransi dan rasa tolong menolong serta nasionalisme kita.
7. Sumber pengetahuan bagi dunia
Budaya adalah nilai-nilai yang dimiliki suatu masyarakat dan dilembagakan dalam suatu bentuk artefak budaya yang bisa dinikmati oleh masyarakat dan generasi penerusnya. Dengan artefak budaya kita akan mengenal nilai-nilai masyarakat di masa lalu. Hal ini sangat penting untuk dijadikan sumber pengetahuan. Bagi sejarawan dan budayawan, artefak budaya sangatlah penting dan harus dilestarikan. Karena suatu artefak budaya dari masa lalu bisa menjadi sumber informasi berharga.

  • Peran Masyarakat

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Di jaman modern seperti sekarang ini, budaya asli kita sudah mulai memudar. Generasi muda jaman sekarang, umumnya sangat antusias dengan perkembangan budaya luar negeri. Diperlukan peran serta masyarakat dalam menjaga kelestarian budaya sendiri, tanpa harus menutup diri dengan budaya luar. Selain ancaman dari luar, dengan adanya penduduk yang bersifat heterogen, bisa menimbulkan ancaman dari dalam. Untuk itu untuk menjaga keberagaman budaya, masyarakat harus mengembangkan:
  • Sikap tolerasi (saling menghargai) dan tidak mementingkan kepentingan kelompok,golongan, ras atau pun etnik. Semuanya dipikirkan untuk kepentingan bersama.
  • Sikap untuk menegakkan hukum bagi semua warga, tanpa memandang kedudukan dan kepentingan golongan tertentu.
  • Sikap nasionalisme, yakni cinta tanah air.
  • Kesadaran sosial yakni sikap tolong menolong dalam hidup bermasyarakat.

  • Mengenai Unsur Budaya
Menurut Koentjaraningrat, Budaya dibangun oleh tujuh unsur pokok yang bersifat universal. Ketujuh unsur-unsur tersebut adalah:
  1. Kesenian – Manusia memiliki kebutuhan jasmasi dan rohani. Kesenian lahir karena menusia ingin memenuhi kebutuhan psikis.
  1. Bahasa – Bahasa merupakan unsur yang bermanfaat dalam komunikasi antar manusia. Bahasa berawal dari kode dan tulisan. Indonesia mempunyai berbagai macam bahasa, seperti bahasa Jawa, Bali, Batak dan lain-lain. Untuk mempersatukan manfaat keberagaman semua bahasa ini, maka dikenal bahasa Indonesia sebagai bahasa kesatuan.
  1. Sistem pengetahuan – Pengetahuan terlahir karena terdapat perbedaan pendapat, sehingga memunculkan berbagai ide yang perlu disampaikan agar orang lain mengerti.
  1. Sistem mata pencarian dan ekonomi  – untuk memnuhi kebutuhan jasmani, manusia menciptakan berbagai penemuan-penemuan yang baru. Maka terciptalah berbagai benda yang menjadi esensi dari budaya itu sendiri.
  1. Sistem religi – Kepercayaan manusia terhadap Yang Maha Pencipta, menyebabkan manusia melahirkan berbagai adat istiadat yang memperkaya khasanah budaya.
  1. Organisasi masyarakat – Manusia selain sebagai makhluk individu juga tercipta sebagai makhluk sosial. Interaksi antar manusia menyebabkan lahirnya ide-ide baru dalam berbudaya.
  1. Teknologi dan peralatan – Manusia diciptakan mempunyai akal dan pikiran. Dalam membantu kegiatannya, manusia menciptakan berbagai penemuan-penemuan baru.

- Andira Medina Bagasayu -

Daftar Pustaka:

  • http://manfaat.co.id/manfaat-keberagaman-budaya#




Kebudayaan Suku Makassar

Tak jauh berbeda dengan suku bugis, Suku Makassar atau Orang Mangasara sebagian besar menetap di daerah Sulawesi Selatan. Selain berprofesi sebagai pedagang, orang Makassar juga jago berlayar (senang merantau) dan itulah sebabnya jika suku bangsa ini terdapat juga di luar Indonesia, misalnya di Singapura dan Malaysia. Suku Makassar ini diakui akan kebudayaannya, dimana kebudayaan mereka tetap dilestarikan sampai sekarang dan tidak tergerus oleh modernisasi. 


  • Rumah Adat Suku Makassar

Tiap daerah atau tiap suku pasti mempunyai rumah adat khas, begitu pula dengan Suku Makassar. Rumah dalam bahasa Makassar disebut "Balla". Rumah ini berbentuk rumah panggung dengan kayu sebagai penyangganya.





  • Pakaian Adat Suku Makassar

Pakaian Adat Suku Makassar ini disebut dengan “Baju Bodo”. Ciri Baju Bodo ini yaitu memiliki bentuk segi empat, sisi samping pakaian atas yang dijahit, tidak berlengan, terbentuknya gelembung dibagian tubuh, tak ada sambungan jahitan dibagian bahu, terdapatnya hiasan berbentuk bulatan kepingan logam di seluruh bagian tepi, dan permukaan blus. Memakai Baju Bodo berdasarkan warna mesti mematuhi ketentuan yang terkait dengan usia penggunanya.



  • Tarian Adat Suku Makassar

Tarian Adat Suku Makassar yang paling terkenal ialah Tari Pakarena. Tari Pakarena ialah tarian tradisional yang diiringi oleh 2 (dua) kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik-puik). Tari pakarena di Sulawesi selatan terdapat di dua kabupaten selain tari pakarena dari kabupatan Gowa yang pernah dimainkan oleh maestro tari pakarena Maccoppong Daeng Rannu, terdapat juga jenis tari pakarena lain yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu Tari Pakarena Gantarang. Pakarena adalah bahasa setempat berasal dari kata Karena yang artinya main. Tarian ini mentradisi di kalangan masyarakat Gowa yang merupakan wilayah bekas Kerajaan Gowa.




  • Makanan Khas Suku Makassar

Makanan paling terkenal dan paling digemari oleh banyak orang dari orang Makassar ini ialah Coto Makassar, Sop Saudara, dan Sop Konro. Ketiga makanan khas ini sangat mudah ditemukan di Indonesia, dengan bumbu khas dan rasa yang nikmat, menjadikan ketiga makanan sangat terkenal hingga ke mancanegara.





  • Peninggalan Suku Makassar

Tak heran memang jika orang makassar jago berlayar karena mereka pandai pula membuat kapal. Peninggalan paling berharga yang dihasilkan oleh orang Makassar ialah Kapal Layar yang mereka sebut "Pinisi". Kapal ini umumnya memiliki dua tiang layar utama dan tujuh buah layar. Kapal ini umumnya digunakan untuk pengangkutan barang antar pulau. Kapal jenis ini diketahui mampu mengarungi tujuh samudera besar di dunia.





- Andira Medina Bagasayu -

Daftar Pustaka: 

  • http://suku-dunia.blogspot.co.id/2015/11/kebudayaan-suku-makassar.html




Sosial Budaya Masyarakat Pesisir Bugis Makassar

Hai pembaca blog.. 

Masyarakat Bugis Makassar tentu tidak dapat dipisahkan dari identitasnya sebagai pelaut yang handal,dari letak geografis suku bangsa Bugis Makassar yang terletak di daerah pesisir maka ain berpengaruh terhadap sosial budaya masyarakat tersebut . Nah kali ini penulis akan membahas tentang Sosial budaya masyarakat pesisir Bugis Makassar.




Nah, kita lihat dari pengertian sistem sosial itu sendiri yang merupakan sistem sosial adalah suatu perangkat peran sosial yang berinteraksi atau kelompok sosial yang memiliki nilai-nilai, norma dan tujuan yang bersama, adapun pengertian sistem sosial agar tidak merasa bingung yakni Sistem sosial merupakan proses interaksi di antara pelaku sosial. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sistem sosial itu pada dasarnya ialah suatu sistem dari tindakan-tindakan yang tercipta karena adanya interaksi.



Kita selanjutnya membahas tentang definisi kebudayaan, kebudayaan merupakan seperangkat gagasan , tindakan, dan hasil karya yang ada di dalam masyarakat yang diperoleh dengan proses belajar. Tentu sudah jelas dari penjelasan tadi menegaskan bahwa segala yang di peroleh dengan proses belajar.




Sistem Sosial Budaya adalah suatu keseluruhan dari unsur-unsur tata nilai, tata sosial, dan tata laku manusia yang saling berkaitan dan masing-masing unsur bekerja secara mandiri serta bersama sama satu sama lain saling mendukung untuk mencapai tujuan hidup manusia dalam bermasyarakat.




Sistem kemasyarakatan Bugis-Makassar, terbagi atas tiga tingkatan (kasta)
  • Pertama: karaeng (Makassar), menempati kasta tertinggi dalam stratifikasi sosial kemasyarakatan. Mereka adalah kerabat raja-raja yang menguasai ekonomi dan pemerintahan.
  • Kedua: tu maradeka (Makassar), kasta kedua dalam sistem kemasyarakatan Bugis-Makassar. Mereka adalah orang-orang yang merdeka (bukan budak atau ata). Masyarakat Sulawesi Selatan (Bugis-Makassar) mayoritas berstatus kasta ini.
  • Ketiga: ata, sebagai kasta terendah dalam strata sosial. Mereka adalah budak/abdi yang biasanya diperintah oleh kasta pertama dan kedua. Umumnya mereka menjadi budak lantaran tidak mampu membayar utang, melanggar pantangan adat, dan lain-lain.




Dalam perkembangannya, sistem kerajaan runtuh dan digantikan oleh pemerintahan kolonial, stratifikasi sosial masyarakat Bugis-makassar berangsur luntur. Hal ini terjadi karena desakan pemerintah kolonial untuk menggunakan strata sosial tersebut. Selain itu, desakan agama (Islam) yang melarang kalsifikasi status sosial berdasarkan kasta. Pengaruh ini terlihat jelas menjelang abad 20, dimana kasta terendah, “ata”mulai hilang. Bahkan, sampai sekarang kaum ata sudah sulit ditemukan lagi, kecuali di kawasan pedalaman yang masihsangat feodal.




Setelah Indonesia merdeka, 2 kasta tertinggi, yaitu ana’ karaeng dan tu maradeka juga berangsur mulai hilang dalam kehidupan masyarakat. Memang pemakaian gelar ana’ karaeng, semisal Karaenta, Petta, Puang, dan Andi masih dipakai, tetapi maknanya tidak sesakral zaman kerajaan. Pemakaian gelar kebangsawanan tersebut tidak lagi dipandang sebagai pemilik status sosial tertinggi.Dalam sistem sosial, juga dikenal adanya hubungan kekerabatan dalam masyarakat seperti : Sipa’anakang/sianakang, Sipamanakang, Sikalu-kaluki, serta Sambori.




Dari semua penjelasan sistem kekerabatan yang disebut di atas terjalin ikatan emosional dengan yang lain, Mereka merasa senasib dan sepenanggungan. Oleh karena jika seorang membutuhkan yang lain, bantuan dan harapannya akan terpenuhi, bahkan mereka bersedia untuk segalanya.
Sirik na pacce juga merupakan prinsip hidup bagi suku Makassar. Sirik dipergunakan untuk membela kehormatan terhadap orang-orang yang mau memperkosa harga dirinya, sedangkan pacce dipakai untuk membantu sesama anggota masyarakat yang berada dalam penderitaan. 


Sering kita dengar ungkapan suku Makassar berbunyi “Punna tena siriknu, paccenu seng paknia” (kalau tidak ada siri’mu paccelah yang kau pegang teguh). Apabila sirikna pacce sebagai pandangan hidup tidak dimiliki seseorang, akan dapat berakibat orang tersebut bertingkah laku melebihi tingkah laku binatang karena tidak memiliki unsur kepedulian sosial, dan hanya mau menang sendiri.



Demikian penulis bahas tentang Sosial budaya masyarakat pesisir Bugis Makassar jika ada yang merasa kurang jelas tentang penjelasan penulis mohon bertanya di Post komentar, penulis akan membantu yang penulis mampu. Semoga bermanfaat, terima kasih:)



- Andira Medina Bagasayu -


Daftar Pustaka:


  • http://yupinter.blogspot.co.id/2014/03/sosial-budaya-masyarakat-pesisir-bugis.html