Selasa, 03 Januari 2017

Warisan Tarian Cokek



Masyarakat Banten sendiri memiliki berbagai macam kebudayaan tetapi itu tidak lepas dari bayang – bayang masyarakat Tiongkok. Banyak peninggalan bangsa Tiongkok yang berada di Banten terutama di daerah Tangerang masih banyak klenteng – klenteng tertua peninggalan Tiongkok. Selain itu bangsa Tiongkok juga tidak luput memberikan peran terhadap tarian Cokek.
Tari Cokek merupakan tarian yang berasal dari budaya Betawi tempo dulu. Dewasa ini orkes (gambangkromong) biasa digunakan untuk mengiringi tari pertunjukan kreasi baru, seperti tari Sembah Nyai, Sirih Kuning dan sebagainya, di samping sebagai pengiring tari pergaulan yang disebut tari cokek. Tari cokek ditarikan berpasangan antara laki-laki dan perempuan. Tarian khas Tangerang-Tangerang ini diwarnai budaya Tiongkok. Penarinya mengenakan kebaya yang disebut cokek. Tarian ini kerap identik dengan keerotisan penarinya, yang dianggap tahu oleh sebagian masyarakat.
Sejarah munculnya Tari Cokek berawal dari adanya pentas hiburan yang diadakan oleh para tuan tanah Tionghoa yang tinggal di Tangerang. Dalam pentas seni itu, Tan Sio Kek, yang merupakan salah satu tuan tanah di Tangerang, mempersembahkan tiga orang penari sebagai wujud partisipasinya dalam pesta hiburan rakyat itu. Pada awalnya, dia menyisipkan tarian para gadis cantik tersebut sebagai pertunjukan tambahan. Namun, berawal dari pertunjukan tambahan itulah, kemudian para penari ini menjadi terkenal dan berdiri sendiri sebagai kelompok penari yang kemudian tariannya dinamakan Tari Cokek. Kata “cokek” diambil dari tuan tanah yang bernama Tan Sio Kek, orang pertama yang mengilhami pertunjukan tarian ini
Keistimewaan Tari Cokek terlihat pada gerakan tubuh penarinya yang bergerak perlahan-lahan, sehingga mudah untuk diikuti. Tarian diawali dari formasi memanjang, di mana antara satu penari dengan penari lainnya saling bersebelahan. Setelah itu, kaki para penari digerakkan melangkah maju mundur dengan diikuti rentangan tangan setinggi bahu. Rentangan tangan itu disesuaikan dengan gerakan kaki yang bergerak maju mundur tersebut. Gerakan ini kemudian dilanjutkan dengan ajakan kepada para penonton untuk ikut bergabung menari.
Sumber : abouttng.com
Tari Cokek biasanya dipentaskan di Rumah Kawin yang terletak di Jalan Selapajang Jaya, Kampung Melayu, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten, Indonesia.

Oleh karena itu kita sebagai warga atau masyrakat Tangerang harus lebih menghargai budaya kita terutama warisan dari Tiongkok karena mereka memiliki peran besar di daerah kita. Dan kita juga harus bangga dengan kebudayaan Banten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar