Masyarakat
Banten sendiri memiliki berbagai macam kebudayaan tetapi itu tidak lepas dari
bayang – bayang masyarakat Tiongkok. Banyak peninggalan bangsa Tiongkok yang
berada di Banten terutama di daerah Tangerang masih banyak klenteng – klenteng
tertua peninggalan Tiongkok. Selain itu bangsa Tiongkok juga tidak luput
memberikan peran terhadap tarian Cokek.
Tari Cokek merupakan tarian yang berasal dari
budaya Betawi tempo dulu. Dewasa ini orkes (gambangkromong) biasa digunakan untuk
mengiringi tari pertunjukan kreasi baru, seperti tari Sembah Nyai, Sirih Kuning
dan sebagainya, di samping sebagai pengiring tari pergaulan yang disebut tari
cokek. Tari cokek ditarikan berpasangan antara laki-laki dan perempuan. Tarian
khas Tangerang-Tangerang ini diwarnai budaya Tiongkok. Penarinya mengenakan
kebaya yang disebut cokek. Tarian ini kerap identik dengan keerotisan
penarinya, yang dianggap tahu oleh sebagian masyarakat.
Sejarah munculnya Tari Cokek
berawal dari adanya pentas hiburan yang diadakan oleh para tuan tanah Tionghoa
yang tinggal di Tangerang. Dalam pentas seni itu, Tan Sio Kek, yang merupakan
salah satu tuan tanah di Tangerang, mempersembahkan tiga orang penari sebagai
wujud partisipasinya dalam pesta hiburan rakyat itu. Pada awalnya, dia
menyisipkan tarian para gadis cantik tersebut sebagai pertunjukan tambahan.
Namun, berawal dari pertunjukan tambahan itulah, kemudian para penari ini
menjadi terkenal dan berdiri sendiri sebagai kelompok penari yang kemudian
tariannya dinamakan Tari Cokek. Kata “cokek” diambil dari tuan tanah yang
bernama Tan Sio Kek, orang pertama yang mengilhami pertunjukan tarian ini
Keistimewaan Tari Cokek
terlihat pada gerakan tubuh penarinya yang bergerak perlahan-lahan, sehingga
mudah untuk diikuti. Tarian diawali dari formasi memanjang, di mana antara satu
penari dengan penari lainnya saling bersebelahan. Setelah itu, kaki para penari
digerakkan melangkah maju mundur dengan diikuti rentangan tangan setinggi bahu.
Rentangan tangan itu disesuaikan dengan gerakan kaki yang bergerak maju mundur
tersebut. Gerakan ini kemudian dilanjutkan dengan ajakan kepada para penonton
untuk ikut bergabung menari.
Sumber : abouttng.com
Tari
Cokek biasanya dipentaskan di Rumah Kawin yang terletak di Jalan Selapajang
Jaya, Kampung Melayu, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten, Indonesia.
Oleh karena itu kita sebagai
warga atau masyrakat Tangerang harus lebih menghargai budaya kita terutama
warisan dari Tiongkok karena mereka memiliki peran besar di daerah kita. Dan
kita juga harus bangga dengan kebudayaan Banten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar